31 Mar 2008

Minyak Tanah,Barang "Mewah" di Indonesia


Gambar Di samping merupakan dampak dari ketidakteraturan dan ketidaksiapan pemerintah dalam usaha Konversi minyak ke gas.Masyarakat telah lama menggunakan minyak, baik untuk rumah tangga maupun industri rumahan, mereka seolah bergantung pada minyak tanah.

Stigma ini seharusnya dirubah sejak lama, karena kita semua tahu bahwa minyak merupakan SDA yang membutuhkan waktu yang sangat lama untuk diperbarui, sedangkan cadangan minyak bumi kita juga makin menipis.Pemerintah terkesan terlambat dalam usaha konversi ini karena sosialisasinya hanya terbatas pada penggunaanya tidak pada perubahan persepsi masyarakat akan keuntungan beralih pada Gas. Dari segi biaya, sesungguhnya penggunaan Gas (LPG) lebih murah secara total, Namun ada satu hal yang selalu ditakutkan oleh masayarakat yaitu ledakan yang ditimbulkan oleh gas,karena ada kelalaian atau kerusakan komponen.Untuk Meningkatkan kesadaran masyarakat, pemerintah harus lebih intensif sosilaisasi lagi terutama pada kalangan konsumen menegah ke bawah.

Secara global,memang harga minyak dunia sedang "meroket" banyak pihak yang diuntungkan dan sengsara.lebih dari $100 per barel,Hal ini mendorong pemerintah untuk mengurangi subsidi yang diberikan, karena merasa sangat berat akan kenaikan harga minyak tersebut.pt. Pertamina, sebagai perusahaan minyak dan gas sentral dan pemerintah telah membuat regulasi pencabutan subsidi minyak tanah dan menerbitkan "Smart Card" sebagai kartu kendali pembelian Minyak jenis apapun.

Namun dalam prakteknya, uji coba kartu ini masih molor dan pemerintah belum optimal dalam sosialisasinya. Saya berharap, ketergantungan akan minyak dapat dikurangi.Lebih baik kita punya cadangan daripada impor minyak kan?
Bagaimana merubah ketergantungan masyarakat?Serta Apa Tindakan pemerintah yang efektif? Dan khususnya, sebagai mahasiswa apa yang dapat dilakukan.

0 komentar:

 
Free Blogger Templates