A. Judul Program
“Pengaruh Penyaluran Program Kredit Usaha Rakyat Terhadap Upaya Pengentasan Kemiskinan dan Pengangguran (Studi Pada Nasabah Bank Pengguna KUR di Kota Malang)”
B. Latar Belakang
Kemiskinan telah lama menjadi mimpi buruk bagi semua negara di dunia dan menjadi faktor penghambat pembangunan, tidak terkecuali Indonesia.Semua negara berlomba-lomba untuk merumuskan strategi yang efektif untuk dapat menekan atau mungkin bahkan menghilangkan kemiskinan dari negara mereka, namun hal ini tidaklah semudah membalikkan kedua tangan.Sebagai contoh, Angka kemiskinan di Indonesia (sesuai hasil survei BPS Maret 2008) turun menjadi 34,96 juta orang (15 persen dari total penduduk Indonesia) dari 37,17 juta orang pada tahun 2007. Semua pihak dituntut untuk selalu berperan aktif dan terintegrasi dalam usaha pengentasan kemiskinan mulai dari pemerintah, rakyat, pelaku usaha, lembaga keuangan, serta pihak asing baik dalam bentuk Foreign Direct Investment ataupun penanaman modal dalam bentuk lain.
Selain Kemiskinan, masalah yang seringkali menghambat pembangunan nasional adalah masalah pengangguran. Menurut data Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian, bahwa jumlah Pengangguran di Indonesia tahun 2009 sebesar 8,39 % (per maret 2009) dari jumlah keseluruhan penduduk Indonesia. Jika ditilik dari indeks tahun 2008 sebesar 9.11%, maka terjadi penurunan sebesar 0,72 %. Namun, angka ini tergolong masih tinggi, dimana jumlah penduduk Indonesia 229 juta jiwa, maka jumlah pengangguran di Indonesia sekitar 19 juta jiwa. Kedua masalah inilah yang sering menghambat laju pertumbuhan dan pembangunan Indonesia di segala sektor, tidak hanya ekonomi tapi juga kualitas SDM, sosial budaya, dan lain-lain.
Pemerintah Melalui Kementrian Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) merumuskan sebuah kebijakan Ekonomi sebagai salah satu kebijakan Pemerintah dalam menanggulangi kemiskinan dan pengangguran. Kebijakan tersebut adalah sebuah produk perbankan dalam bentuk Kredit/Pembiayaan yang khusus diperuntukkan bagi UMKM dan Koperasi yang usahanya layak namun tidak mempunyai agunan yang cukup sesuai persyaratan yang ditetapkan Perbankan, produk ini disebut sebagai Kredit Usaha Rakyat (KUR). Program KUR lahir sebagai respon dari Instruksi Presiden No. 6 Tahun 2007 tentang Kebijakan Percepatan Pengembangan Sektor Riil dan Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah khususnya bidang Reformasi Sektor Keuangan. Inpres tersebut ditindaklanjuti dengan ditandatanganinya Nota Kesepahaman Bersama (Memorandum of Understanding/MoU) antara Pemerintah, Lembaga Penjaminan dan Perbankan pada tanggal 9 Oktober 2007 sebagaimana kemudian diubah dengan addendum pada tanggal 14 Mei 2008 Tentang Penjaminan Kredit/Pembiayaan kepada UMKM & Koperasi atau yang lebih populer dengan istilah Program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Program kredit usaha rakyat (KUR) dari kementerian koperasi yang akan disalurkan ke masyarakat pada 2009 ini meningkat dari Rp 12,6 triliun menjadi Rp 20 triliun. Guna merealisasi itu, pemerintah telah menganggarkan dana jaminan sebesar Rp 2 triliun.Tujuan dari peluncuran KUR adalah (i) untuk mempercepat pengembangan sektor riil dan pemberdayaan UMKM; (ii) untuk meningkatkan akses pembiayaan kepada UMKM dan Koperasi; (iii) untuk penanggulangan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja. Penyaluran KUR kepada masyarakat, pemerintah telah menunjuk enam bank BUMN yaitu ; Bank BRI, Bank Mandiri, Bank BNI, Bank BTN, Bank Bukopin, dan Bank Syariah Mandiri yang diharapkan mampu menciptakan sinergitas antara pemerintah, bank, masyarakat dalam mensukseskan program KUR tersebut karena hasil dari pelaksanaan program ini akan membawa manfaat positif bagi masyarakat.
Sasaran program ini adalah UMKM dan koperasi baik yang sudah berdiri maupun yang baru akan berdiri. Oleh karena itu, masyarakat yang hendak memanfaatkan fasilitas KUR dapat menggunakan dengan mudah, syarat utama yang harus dimiliki oleh calon pemohon adalah kerja keras, kreativitas, dan jiwa entrepreneur. Selain itu keuntungan lain dari KUR adalah pada tingkat suku bunga. Tingkat suku bunga kredit KUR sebesar 16 % flat per tahun, jumlah tingkat suku bunga tersebut jauh dlebih rendah daripada tingkat suku bunga kredit yang ditawarkan oleh lembaga keuangan mikro lain (kreditusaharakyat.com). Sektor informal seperti UMKM sebagai sektor usaha yang tidak berkaitan ataupun memiliki utang luar negeri terbukti berdaya tahan tinggi menghadapi krisis ekonomi.(Kompas.com)
Seperti kebijakan-kebijakan pemerintah yang lain, realisasi pelaksanaan program ini tidak 100% berjalan seperti yang direncanakan, masih terdapat deviasi ataupun berbagai hambatan baik teknis maupun struktural di lapangan. Kendala yang timbul dapat berasal dari pemerintah baik pusat atau daerah, bank yang telah ditunjuk, bahkan dari masyarakat sendiri yang tidak tertarik terhadap program ini. Kendala-kendala seperti ini dapat menghambat tercapainya tujuan program KUR yang telah disebutkan di atas. Kendala dari pemerintah antara lain; tidak ada pemetaan yang tajam dan akurat atas industri yang prospektif sehingga paling mungkin dibiayai oleh sektor perbankan, serta sosialisasi dan transparansi penyaluran KUR. Kendala yang berasal dari bank-bank yang ditunjuk oleh pemerintah antara lain; bank kesulitan dalam mencari penerima kredit yang layak atau bankable, hal ini dilakukan untuk menekan angka Not-Performing Loan (NPL), bank seringkali mengajukan syarat agunan tambahan dan menentukan bunga di atas 24% per tahun, calon pemohon tidak mempunyai track record kredit di bank tersebut sehingga kesulitan mengajukan KUR padahal KUR ditujukan untuk pengusaha baru atau belum pernah mendapat KUR sebelumnya..
Dari uraian dan analisis di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian perihal penyaluran kredit usaha rakyat tersebut di atas terhadap usaha pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan dan pengangguran dengan judul :
“Pengaruh Penyaluran Program Kredit Usaha Rakyat Terhadap Upaya Pengentasan Kemiskinan dan Pengangguran (Studi Pada Nasabah Bank Pengguna KUR di Kota Malang)”
- Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah yang dihadapi sebagai berikut :
1. Apakah penyaluran kredit usaha rakyat berpengaruh terhadap penurunan angka kemiskinan?
2. Apakah penyaluran kredit usaha rakyat berpengaruh terhadap penurunan angka pengangguran?
- Tujuan Program
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui apakah penyaluran kredit usaha rakyat memiliki pengaruh yang konstruktif terhadap penurunan angka kemiskinan.
2. Untuk mengetahui apakah penyaluran kredit usaha rakyat memiliki pengaruh yang konstruktif terhadap penurunan angka pengangguran
- Luaran yang diharapkan
Diharapkan dengan penelitian yang berjudul “Pengaruh Penyaluran Program Kredit Untuk Rakyat terhadap upaya pengentasan kemiskinan dan pengangguran” ini; (1) dapat memberikan informasi yang faktual berkaitan tentang realisasi pelaksanaan program KUR, (2) sebagai wadah aspirasi dari masyarkat perihal KUR, (3)sebagai bahan pertimbangan oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Selain itu juga dapat digunakan sebagai dasar continuous improvement dalam penyaluran KUR selanjutnya.
- Manfaat penelitian
Diharapkan dari penelitian yang akan dilakukan memiliki manfaat sebagai berikut:
- Manfaat bagi Peneliti
-Melakukan sinkronisasi antara teori yang diperoleh pada proses perkuliahan dengan aplikasinya di masyarakat.
-Menambah pengalaman penelitian di bidang sosial-ekonomi.
- Manfaat bagi Masyarakat
- Sebagai wadah masyarakat untuk menyampaikan aspirasi mereka tentang kendala yang dihadapi dalam mengajukan kredit usaha rakyat.
- Mengetahui bagaimana pengelolaan kredit usaha rakyat yang efektif dan diharapkan tingkat pengembalian yang menguntungkan.
- Manfaat Bagi Pemerintah
- Membantu pemerintah mengetahui apakah program kredit yang direncanakan dapat berjalan dengan baik
- Membantu pemerintah untuk mengetahui apakah program kredit ini dapat mengurangi kemiskinan, pengangguran dan meningkatkan kinerja masyarakat.
- Manfaat bagi ilmu Pengetahuan
- Penelitian ini dapat memberikan tambahan pengetahuan bagi ilmu sosial ekonomi yang selalu berkembang.
- Tinjauan Pustaka
· Kredit
Kredit berasal dari kata credere yang artinya kepercayaan, maksudnya adalah bahwa orang yang mendapatkan kredit berarti memperoleh kepercayaan (Kashmir, 2002;70). Sedangkan menurut UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan UU No. 10 Tahun 1998, kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bankdengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertetu dengan pemberian bunga.
Kredit merupakan salah satu bentuk produk perbankan dalam hal pembiayaan atau pemindah tanganan atas hak milik suatu barang melalui lembaga keuangan. Dari sudut pandang lembaga penyalur kredit, tujuan penyaluran kredit adalah untuk memperoleh pendapatan bunga. Sedangkan dari sudut pandang pemohon, kredit bertujuan untuk mempermudah mendapatkan hak milik atas barang yang diinginkan, namun dengan keterbatasan finansial pemohon.
· Kredit Usaha Rakyat
Dasar Hukum pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah Nota Kesepahaman Bersama (MOU) yang ditandatangani 6 (enam) Departemen Teknis, 2 (dua) Perusahaan Penjaminan, dan 6 (enam) bank pada tanggal 9 Oktober 2007, yang ditambah dengan beberapa klausul dalam Addendum I MoU tanggal 14 Mei 2008.
Tujuan pemberian Kredit Usaha Rakyat ini yaitu: Pertama, mengemban misi untuk membantu Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi, dengan memperhatikan maksud dan tujuan diterbitkannya Inpres No 6/2007 tentang Kebijakan Percepatan Pengembangan Sektor Riil dan Pemberdayaan UMKM. Kedua, dalam rangka meningkatkan akses pembiayaan dan mengembangkan UMKM dan Koperasi dalam rangka penanggulangan/ pengentasan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja.
Dalam rangka mengkoordinasikan, mengintegrasikan dan menyelaraskan kebijakan program penjaminan, Pemerintah membentuk Komite Kebijakan dengan Ketua Tim Pelaksana adalah Deputi I Menko Perekonomian. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Komite Kebijakan berkoordinasi dengan Bank Indonesia.
· Miskin
Kriteria Miskin menurut Badan Pusat Statistik Indonesia ada 14 kriteria yang harus dipenuhi agar individu tersebut tergolong miskin. Kriteria tersebut antara lain jenis lantai bangunan tempat tinggal, jenis bahan bakar untuk memasak sehari-hari, penghasilan, frekuensi makan setiap hari, pemilikan televisi, motor, ternak, dan tabungan. Namun, dari 14 kriteria itu, sangat sulit untuk membedakan mana yang layak disebut miskin dan mana yang tidak.
Seperti dikatakan robert Chambers (1983) inti dari maslaah kemiskinan dan kesenjangan sebenarnya terletak pada apa yang disbeut sebagai deprivation trap- atau “perangkap kemiskinan”. Secara rinci deprivation Trap terdiri dari lima unsur, yaitu : (1) Kemiskinan itu sendiri, (2) Kelemahan Fisik, (3) Keterasingan atau kadar isolasi, (4)Kerentanan, (5) Ketidakberdayaan. Dari kelima unsur tersebut yang perlu mendapat perhatian adalah kerentanan dan ketidakberdayaan. Kerentanan akan menimbulkan poverty Rackets atau “roda penggerak kemiskinan” yang menyebakan keluarga miskin menjual aset produksinya sehingga mereka menjadi makin terpuruk di lembah kemiskinan.
Ketidakberdayaan tergolong menjadi dua yaitu ketidakberdayaan sosial dan ketidak berdayaan ekonomi.dalam konteks ini yang dibahas adalah ketidakberdayaan ekonomi, meski tetap memperhatikan ketidakberdayaan sosial. Ketidakberdayaan ekonomi masyarakat miskin tercermin dari perbandingan antara pendapatan dengan pengeluaran rutin mereka. Seringkali antara pemasukan dan pengeluaran jauh lebih besar pengeluaran, dalam rentang waktu yang lama kondisi tersebut akan makin memperburuk keadaan. Untuk mengatasi problematika ketidakberdayaan ekonomi tersebut pemerintah telah mencanangkan beberapa program, antara lain ; Pemberdayaan Desa Tertinggal, Pengembangan Kawasan Terpadu, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM), serta Kredit usaha rakyat (KUR).
· Pengangguran
Menurut badan pusat statistik Indonesia (BPS) definisi pengangguran adalah Seseorang yang ingin bekerja dan memiliki kemampuan bekerja tetapi tidak bisa mendapatkan pekerjaan. Jenis pengangguran terbagi menjadi dua yaitu ; pengangguran terbuka dan setengah menganggur. Pengangguran terbuka merupakan bagian dari angkatan kerja yang tidak bekerja atau sedang mencari pekerjaan (baik bagi mereka yang belum pernah bekerja sama sekali maupun yang sudah penah berkerja), atau sedang mempersiapkan suatu usaha, mereka yang tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin untuk mendapatkan pekerjaan dan mereka yang sudah memiliki pekerjaan tetapi belum mulai bekerja.
Sedangkan setengah menganggur dapat diartikan sebagai Individu yang bekerja kurang dari 35 jam per minggu yang masih mencari pekerjaan atau yang masih bersedia menerima pekerjaan lain. Setengah pengangguran yang dimaksudkan definisi tersebut yaitu setengah penganggur terpaksa. Namun, orang yang bekerja di bawah 35 jam per minggu, tidak mencari pekerjaan dan tidak bersedia menerima pekerjaan lain dikelompokkan sebagai setengah penganggur sukarela
Angka presentase pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan antara jumlah penduduk berusia 15 tahun atau lebih yang sedang mencari pekerjaan, dengan jumlah penduduk yang termasuk dalam angkatan kerja.
Tingkat Penganguran : | ∑ orang yang mencari pekerjaan | x 100% |
∑ angkatan kerja |
Besarnya angka pengangguran terbuka mempunyai implikasi sosial yang luas karena mereka yang tidak bekerja tidak mempunyai pendapatan. Semakin tinggi angka pengangguran terbuka maka semakin besar potensi kerawanan sosial yang ditimbulkannya contohnya kriminalitas. Sebaliknya semakin rendah angka pengangguran terbuka maka semakin stabil kondisi sosial dalam masyarakat. Sangatlah tepat jika pemerintah seringkali menjadikan indikator ini sebagai tolok ukur keberhasilan pembangunan.
· Penelitian Terdahulu
Serajul Hoque (2004)
Penelitian dilakukan oleh Serajul Hoque pada tahun 2004, dengan judul “Micro-credit and reduction of poverty in Bangladesh”. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bangladesh Rural Advancement Commitee (BRAC), salah satu lemabaga penyalur kredit mikro terbesar di Bangladesh. Metode sampling yang digunakan adalah multi-step purposive sampling dan metode analisis dengam analisis. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa micro-credit mempunyai pengaruh minimal terhadap penurunan kemiskinan
H. Metode Penelitian
1. Populasi
Populasi merupakan kelompok elemen lengkap yang biasanya berupa orang, objek, transaksi atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajari atau menjadi objek penelitian ( Kuncoro, 2003). Dalam konteks ini populasi yang diambil adalah semua nasabah bank yang memanfaatkan fasilitas Kredit Usaha Rakyat
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto,2002:109).Sampel yang digunakan dalam penelitian ini nasabah bank pengguna KUR di kota Malang. Teknik sampling yang digunakan adalah cluster purposive sampling (pengambilan sampel dengan berdasarkan criteria dan ter-cluster). Dalam mengefektifkan pengambilan sampel, maka peneliti akan menggunakan snowball sampling dengan dasar sampel awal. (Uma Sekaran; 2004)
3. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 1996:99).Variabel peneliti yang digunakan adalah variabel Independen dan variabel Dependen. Kondisi yang hendak diselidiki adalah bagaimana kondisi tersebut berpengaruh terhadap gejala.
a. Variabel Independen
Variabel Independent dalam penelitian ini adalah Penyaluran Fasilitas kredit Usaha Rakyat
b. Variabel dependent
· Variabel dependent yang pertama adalah penurunan angka kemiskinan di Kota Malang
· Variabel dependent kedua adalah penurunan angka pengangguran di Kota Malang
4. Teknik Pengumpulan Data
4.1 Data Primer
4.1.1. Wawancara
Wawancara dapat dilakukan secara bebas tanpa panduan (walk and talk) dimana si peneliti menginverntarisi isu. Wawancara juga dapat disertai pedoman pertanyaan sehingga jawaban responden akan bersifat terbuka. Wawancara dapat dilakukan misalnya kepada: wirausahawan, nasabah bank, pengusaha konter, dll. Dalam wawancara tersebut akan menanyakaan hal-hal seperti alasan melakukan pinjaman pada bank, pemilihan bank untuk melakukan kredit, berapa besar jumlah pinjaman, pengaruh tingkat suku bunga terhadap pemilihan jenis pinjaman.
4.1.2. Observasi
Observasi adalah pengamatan peninjauan langsung ke lokasi penelitian, dalam hal ini ada tiga lokasi yang telah ditentukan untuk di teliti, yaitu bank yang memnberikan kredit, para nasabah bank, masyarakat yang memiliki wirausaha
4.1.3. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu rekaman saat melakukan penelitain, berupa rekaman audio video menggunakan kamera dan tape recorder saat mengambil data melalui wawancara.
4. 2. Data Sekunder
4.2.1. Data Bank
Data sekunder merupakan data yang tidak diperoleh secara langsung oleh peneliti, namun data tersebut langsung dapat digunakan dalam penelitian. Bentuk-bentuk data sekunder antara lain dapat berupa studi literature, dokumentasi penelitian sebelumnya, arsip, majalah, publikasi ilmiah baik oleh pemerintah atau swasta Data yang diperoleh dari bank yang dijadikan objek penelitian. Data ini dapat berupa data nasabah yang mendapatkan pinjaman, data tentang persayaratan pemohon kredit, dan lain-lain.
5. Analisis Data
5.2. Analisis Deskriptif
5.2.1. Mean
Simbol rata-rata oleh sampel adalah X sedangkan rata-rata untuk populasi dipakai simbol µ. Jadi rumus untuk X adalah:
X= ( xi)
n
5.2.2. Median
Median menentukan letak data setelah data itu disusun menurut urutan nilainya.
Me = b + p (1/2 n – F)
f
b = batas bawah kelas median
p = panjang kelas median
n = banyaknya data
F = Jumlah semua frekuensi
F = Frekuensi kelas median
5.2.3. Modus
Modus ditentukan dengan jalan menentukan frekuensi terbanyak diantara data tersebut
Mo = b + p ( b1 )
b1+b2
b = Batas Bawah
p = panjang kelas modal
b1= frekeunsi kelas Modal dikurangi frekuensi kelas internal dengan tanda kelas <>
b2 = frekeunsi kelas Modal dikurangi frekuensi kelas interval dengan tanda kelas > sesudah tanda kelas modal
6. Analisis Statistik
6.2. Uji Parsial
Uji parsial adalah untuk menunjukan seberapa jauh pengaruh variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Pengambilan kesimpulan berdasarkan perbandingan nilai hitung masing-masing koefisien regresi dengan t tabel (nilai kritis) pada tingkat signifikan 5 % suatu arah
t = (βi)
Se (βi)
i= Koefisien variabel Xi
Se (βi) = standar eror i
6.3. Uji Korelasi
Uji Korelasi adalah suatu uji statistik untuk menentukan derajat dan sifat hubungan antar dua atau lebih variabel penelitian. Untuk dapat mengetahui sifat dan derajat korelasi tersebut, maka terlebih dahulu menghitungan koefisien korelasi dengan simbol r. Koefisisen korelasi (r) adalah rata-rata ukur dari kedua koefisien regresi, hal demikian dapat dipergunakan untuk menjelaskan hubungan antar koefisien, korelasi dan regresi, dalam pengukuran hubungan antara variabel Y dianggap sebagai dependent terhadap X. Untuk menghitung r dapat menggunakan rumus :
r = ± ∑xy
√(∑x²) (∑y²)
Nilai r hitung berkisar antara -1 sampai +1. tanda ± diapakai masing-masing untuk korelasi positif dan korelasi linier negatif. Bila r = 0 atau mendekati nol , amka hubungan antar variabel tersebut sangat lemah atau tidak berhubungan sama sekali, r= +1 atau mendekati 1 maka korelasi antar variabel positif dan sangat kuat sekali, namun jika r= -1 atau mendekati -1 maka korelasi antar variabel tersebut negatif dan sangat kuat sekali. (Anto Dajan,1990)
7. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan Penelitian hasil penelitian terdahulu, maka peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut :
H0Y1 = Penyaluran Kredit usaha rakyat mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap Pengentasan Kemiskinan
H1Y1 = Penyaluran Kredit usaha rakyat tidak mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap Pengentasan Kemiskinan
H0Y2 = Penyaluran Kredit usaha rakyat mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap Pengentasan Pengangguran
H1Y2 = Penyaluran Kredit usaha rakyat tidak mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap Pengentasan Pengangguran
I. Jadwal Kegiatan program
NO | NAMA KEGIATAN | BULAN KE- | |||||
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | ||
1 | Studi Observasi dan Perizinan | | | | | | |
2 | Penyususnan Instrumen Penelitian | | | | | | |
3 | Collecting Data | | | | | | |
4 | Data Analysis | | | | | | |
5 | Evaluasi program | | | | | | |
6 | Penyusunan Laporan Penelitian | | | | | | |
J. Biodata Ketua Kelompok dan Anggota Kelompok
Ketua
a. Nama Lengkap : Irwan Yulianto
b.NIM : 0710220171
c. Fakultas/Program Studi : FE/ Manajemen
d.Perguruan Tinggi :Universitas Brawijaya Malang
e. Waktu untuk kegiatan PKM : 6 jam/ minggu
Anggota 1
a. Nama Lengkap : Gian Cahyani Putri
b. NIM : 0710220178
c. Fakultas/Program Studi : FE/ Manajemen
d. Perguruan Tinggi : Universitas Brawijaya Malang
e. Waktu untuk kegiatan PKM : 6 jam/ minggu
Anggota 2
a. Nama lengkap : Dumas Lusangaji
b. NIM : 0810220077
c. Fakultas/Jurusan /Prodi : Ekonomi / Manajemen
d. Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Brawijaya
e. Waktu untuk kegiatan PKM : 6 Jam / Minggu
L. Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Parktek.Jakarta:Rajawali Press
Dajan, Anto.1990. Pengantar Metode Statistik Jilid II. Jakarta.LP3ES
Hoque, Serajul.2004.
Sudjana.2001.Metode statistika.Bandung: PT.Tarsito
Sekaran, Uma.2004.Metode Penelitian Bisnis.Jakarta.Salemba Empat
Anonimous.2009.Kredit Usaha Rakyat 2009 Rp 20 Trilliun. Jakarta. www.surya.co.id/2009/02/19/kredit-usaha-rakyat-2009-rp-20-triliun.html diakses tanggal 2 September 2009 pukul 18.30
Anonimous.2008. Sektor Informal berhasil menekan angka kemiskinan.Jakarta. www.indonesia.go.id/sektor-informal-berhasil-menekan-angka-kemiskinan.html diakses tanggal 1 September 2009 Pukul 10.30
Anonimous.2008.tak punya utang luar negeri,UKM malah tahan krisis.Jakarta. Www.kompas.com/2008/tak-punya-utang-luar-negeri-ukm-malah-tahan-krisis Diakses tanggal 3 September 2009 pukul 09.30
Aninomous.2009. Tingkat Pengangguran/ employment rate.Jakarta. www.ekon.go.id/data perekonomian/employment-rate.html.Jakarta diakses tanggal 1 September 2009 Pukul 10.45
Anonimous.2009. Boks Pengembangan Kredit Usaha Rakyat di Jawa Tengah. Jakarta . http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/A3E61F1F-0CC2-411C-A37A E8166B424C15/17470/BOKS2PerkembanganKURdiJawaTengah.pdf diakses pada tanggal 10 Oktober 09 pukul 11:00
0 komentar:
Posting Komentar