23 Okt 2009

LOMBA YAMAHA : Viral Marketing

Community Based Viral Marketing (CBVM) melalui Voucher Makanan Restoran Cepat Saji sebagai Strategi Kreatif Membangun Komunitas

I. Latar Belakang

Pemilihan Viral Marketing sebagai salah satu alternative marketing stratetgy.merupakan strategi yang efektif dan efisien. Tidak ada yang tahu definisi pasti viral marketing karena berawal dari Kehidupan sehari-hari, juga sering dikenal dengan istilah V-marketing merupakan strategi marketing dimana seseorang yang telah bergabung untuk membeli suatu produk akan mereferensikan produk tersebut kepada orang lain, dan jika berhasil-ditunjukkan dengan adanya pembelian produk oleh referen- maka referentor (orang yang mereferensikan produk) akan mendapat share atau reward dari perusahaan Efektif karena dalam viral marketing, seseorang yang telah membeli produk perusahaan sekaligus menjadi marketing agent tanpa perusahaan perlu untuk mengadakan riset siapa yang akan menjadi target promosi, karena marketing agent telah mempunyai target tersendiri, dengan harapan akan memperoleh share atau reward dari perusahaan. Sedangkan Efisien, berarti bahwa perusahaan mampu menekan biaya tetap perusahaan (gaji pegawai marketing, biaya promosi, dan lain-lain). Hal ini dikarenakan marketing agent sendirilah yang bergerak untuk mempromosikan produk tersebut, namun perusahaan tetap melakukan kegiatan-kegiatan pendukung pemasaran. Seperti kata Robert T.Kiyosaki ,kita bisa memiliki produk atau ide paling hebat , tetapi hanya akan sukses jika kita memiliki jaringan untuk memberi tahu orang lain tentang semua itu dan jaringan untuk menjualnya, hal ini berlaku juga dengan produk otomotif khususnya kendaraan roda dua.

Perubahan gaya hidup masyarakat cenderung ke arah praktis dan mobile sangat mempengaruhi penjualan berbagai jenis produk di dunia, tak terkecuali produk otomotif khususnya kendaraan roda dua Pangsa pasar kendaraan roda dua di Indonesia sangatlah besar, hal ini terbukti dengan makin banyaknya pabrikan motor yang bersaing merebut pasar di Indonesia. Meskipun Indonesia adalah pasar potensial untuk industri motor, dikarenakan adanya resesi global dunia berdampak terhadap daya beli masyarakat terhadap produk motor. Berdasarkan data, realisasi penjualan sepeda motor domestik sepanjang kuartal pertama tahun ini turun 14,5% menjadi 1.218.407 unit dibanding periode sama tahun lalu sebanyak 1.426.590 unit. Sejauh ini pasar motor masih belum dapat melepaskan diri dari tekanan krisis likuiditas dan pelemahan daya beli masyarakat akibat kejatuhan harga komoditas primer, seperti kelapa sawit dan karet. Berdasarkan data yang dihimpun sejumlah agen tunggal pemegang merek (ATPM) motor papan atas di Jakarta, Jumat (3/4), pasar motor pada Maret 2009 terpangkas 11% menjadi 436.084 dibanding bulan yang sama 2008 sebanyak 488.746 unit. Itu merupakan penurunan penjualan bulanan ketiga sepanjang tahun ini. (http://edoibc.blogspot.com/2009/04/penjualan-motor-turun-14.html)

Voucher telah terbukti menjadi alat promosi yang efektif untuk menarik konsumen, baik hanya untuk berkunjung sampai melakukan pembelian produk. Penggunaan voucher dianggap relative lebih “murah” jika dibandingkan metode promosi yang lain. Selain itu, keefektifan voucher juga menjadi alasan pemilihan sebagai alat promosi, karena konsumen tidak hanya sekedar “tahu” informasi produk, namun juga dapat menikmatinya dengan harga di bawah standar. Bentuk tindak lanjut dari voucher sangat beragam tergantung jenis perusahaan, misalnya voucher yang dikeluarkan oleh restoran cepat saji (fast food restaurant). Di restoran ini, perusahaan menindaklanjuti voucher yang telah mereka keluarkan dengan stimulus lanjutan, antara lain : pemberian diskon untuk pembelian dalam jumlah tertentu, souvenir, member card, dan lain-lain, kesemuanya bertujuan pada satu hal yaitu agar konsumen tersebut loyal dan melakukan pembelian ulang terhadap produk mereka.

Satu atau lebih konsumen pada restoran, khususnya restoran cepat saji pada umumnya dengan sendirinya akan membentuk komunitas-komunitas, baik berdasarkan hubungan pertemanan, persamaan hobi, jenis pekerjaan, persamaan jenis atau merek alat transportasi dan alasan-alasan lain yang membuat mereka dapat berkumpul dalam satu tempat dan waktu. Komunitas ini sangat potensial untuk dikembangkan baik target pasar ataupun marketing agent, karena anggota dalam komunitas tersebut telah secara formal mapun informal terikat dengan restoran tersebut.. Salah satu cara perusahaan untuk mengikat komunitas-komunitas tersebut yaitu dengan membuat member card. Fungsi member card di sini selain sebagai identitas, juga berfungsi sebagi alat untuk menikmati fasilitas tertentu khusus untuk member, untuk lebih mengeratkan lagi relationship antara pihak restoran dengan konsumen, agar tidak hanya sebagi penjual dan pembeli, maka perusahaan melakukan Stimulus-stimulus yang membuat member mereka makin “betah” dan menjadi daya tarik calon konsumen..

Kombinasi dari Viral marketing dan juga Community based Marketing akan melahirkan konsep baru yang disebut “Community based Viral Marketing (CBVM)” dimana inti dari CBVM adalah pemasaran berdasar Komunitas, namun teknik pemasaran yang digunakan yaitu viral marketing. Penggunaan teknik viral marketing akan lebih akurat dan tepat sasaran serta mampu memperoleh feedback baik dari konsumen ataupun calon konsumen, tidak lupa bahwateknik ini mampu melakukan efisiensi biaya, khususnya biaya promosi dan gaji pegawai marketing.

II. Pembahasan

Pemaparan sekilas tentang konsep Viral marketing di atas telah membawa “angin baru” dalam dunia marketing, maksudnya adalah dimulai dengan konsep ide kreatif yang tepat, kemudian melakukan campaign untuk bisa menghasilkan viral dan evangelist sehingga pesan bisa sampai ke target yang diinginkan.(http://kafey.wordpress.com/tag/viral-marketing/). Dengan kata lain, viral marketing mempunyai multiplier effect yang besar.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

http://BikinDuit.com/?ref=saifshop

 
Free Blogger Templates